a) Untuk mengetahui apa itu photodioda, phototransistor, dan LED
b) Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja dari photodioda, phototransistor, dan LED
c) Untuk mempelajari aplikasi dari photodioda, phototransistor, dan LED
d) Untuk mempelajari simulasi rangkaian sensor photodioda dengan menggunakan aplikasi proteus
a) Resistor
Resistor adalah
komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.
Gambar 1. Resistor
b) Potensiometer
Potensiometer
adalah sebuah jenis resistor yang mengatur sebuah tahanan atau hambatan
secara linier atau Komponen resistif tiga kawat yang bertindak sebagai
pembagi tegangan yang menghasilkan sinyal output tegangan variabel
kontinu yang sebanding dengan posisi fisik wiper di sepanjang trek.
Gambar 2. Potensiometer
c) Transistor NPN
Transistor
NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan
tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor Cara kerja transistor
NPN adalah jika kaki basis transistor diberi tegangan bias maka arus
pda kolektor akan mengalir ke kaki emitor.
Gambar 3. Transistor
d) Baterai
Baterai merupakan suatu komponen elektronika yang digunakan sebagai sumber tegangan pada rangkaian
Gambar 4. Baterai
e) LED
LED
dapat kita definisikan sebagai suatu komponen elektronika yang terbuat
dari bahan semikonduktor dan dapat memancarkan cahaya apabila arus
listrik melewatinya.
Led
(Ligth-Emitting Diode) memiliki fungsi utama dalam dunia elektronika
sebagai indikator atau sinyal indikator atau lampu indikator.
Gambar 5. LED
f) Altenator
Alternator
merupakan komponen elektronika berupa generator listrik arus bolak
balik yang berfungsi sebagai penyuplai energi atau daya.
Gambar 6. Altenator
g) Relay
Relay
adalah komponen elektronika yang berupa saklar atau switch elektrik yang
dioperasikan menggunakan listrik. Relay disebut sebagai
komponen electromechanical karena terdiri dari dua bagian utama yaitu
coil atau elektromagnet dan kontak saklar atau mekanikal. Komponen relay
menggunakan prinsip elektromagnetik sebagai penggerak kontak
saklar, sehingga dengan menggunakan arus listrik yang kecil atau low
power, dapat menghantarkan arus listrik yang memiliki tegangan lebih
tinggi.
Gambar 7. Relay
3.Teori
a. Photodioda
Photodioda
adalah suatu jenis dioda yang resistansinya akan berubah-ubah apabila
terkena sinar cahaya yang dikirim oleh transmitter “LED”.
Resistansi dari photodioda dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang
diterimanya, semakin banyak cahaya yang diterima maka semakin kecil
resistansi dari photodioda dan begitupula sebaliknya jika semakin
sedikit intensitas cahaya yang diterima oleh sensor photodioda maka
semakin besar nilai resistansinya (Bilshop, ”Dasar-dasar Elektronika”, terj. Irzam Harmein, 2004: 32,). Photodioda
akan mengalirkan arus yang membentuk fungsi linear terhadap intensitas
cahaya yang diterima. Arus ini umumnya teratur terhadap power density
(Dp). Perbandingan antara arus keluaran dengan power density disebut
sebagai current responsitivity. Arus yang dimaksud adalah arus bocor
ketika photodioda tersebut disinari dan dalam keadaan dipanjar mundur Sensor
photodioda sama seperti sensor LDR, mengubah besaran cahaya yang
diterima sensor menjadi perubahan konduktansi (kemampuan suatu benda
menghantarkan arus listrik dari suatu bahan).
Photodioda
terbuat dari bahan semikonduktor. Photodioda yang sering digunakan pada
rangkaian-rangkaian elektronika adalah photodioda dengan bahan silicon
(Si) atau gallium arsenide (GaAs), dan lain-lain termasuk indium
antimonide (InSb), indium arsenide (InAs), lead selenide (PbSe), dan
timah sulfide (PBS). Bahan-bahan ini menyerap cahaya melalui
karakteristik jangkauan panjang gelombang, misalnya: 250 nm - 1100 nm untuk photodioda dengan bahan silicon, dan 800 nm ke 2,0 μm untuk photodioda dengan bahan Gas. Adapun spesifikasi dari photodioda yaitu seperti dibawah ini :
1. Ada 2 pin kaki dari photodioda yaitu pin kaki anoda dan pin kaki
katoda.
2. Photodioda bekerja pada saat reverse bias.
3. Reverse voltage photodioda maksimalnya 32 volt.
Hubungan antara keluaran sensor photodiode dengan
intensitas cahaya yang diterimanya ketika dipanjar mundur adalah
membentuk suatu fungsi yang linier. Hubungan antara keluaran sensor photodiode dengan intensitas cahaya ditunjukkan pada Gambar berikut.
Hubungan Keluaran Photodioda Dengan Intensitas Cahaya
b. Phototransistor
Photo
transistor merupakan jenis transistor yang bias basisnya berupa cahaya
infra merah. Besarnya arus yang mengalir di antara kolektor dan emitor
sebanding dengan intensitas cahaya yang diterima photo transistor
tersebut. Photo
transistor sering digunakan sebagai saklar terkendali cahaya infra
merah, yaitu memanfaatkan keadaan jenuh (saturasi) dan mati (cut off)
dari photo transistor tersebut. Prisip kerja photo transistor untuk
menjadi saklar yaitu saat pada basis menerima cahaya infra merah maka
photo transistor akan berada pada keadaan jenuh (saturasi dan saat tidak
menerima cahaya infra merah photo transistor berada dalam kondisi mati
(cut off) Stuktur phototransistor mirip dengan transistor bipolar
(bipolar junctoin transistor). Pada daerah basis dapat dimasuki sinar
dari luar melalui suatu celah transparan dari luar kamasan taransistor.
Celah ini biasanya dilindungi oleh suatu lensa kecil yang memusatkan
sinar di tepi sambungangan basis emitor. Prinsip Kerja Sensor Photo
Transistor Sambungan antara basis dan kolektor, dioperasikan dalam catu
balik dan berfungsi sebagai fotodioda yang merespon masuknya sinar dari
luar. Bila tak ada sinar yang masuk, arus yang melalui sambungan catu
balik sama dengan nol. Jika sinar dari energi photon cukup dan mengenai
sambungan catu balik, penambahan pasangan hole dan elektron akan terjadi
dalam depletion region, menyebabkan sambungan menghantar. Jumlah
pasangan hole dan elektron yang dibangkitkan dalam sambungan akan
sebanding dengan intensitas sinar yang mengenainya. Sambungan antara
basis emitor dapat dicatu maju, menyebabkan piranti ini dapat
difungsikan sebagai transistor bipolar konvensional. Arus kolektor dari
phototransistor diberikan oleh : Terminal basis dari photo transistor
tidak membutuhkan sambungan (no connect) untuk
bekerja. Jika basis tidak disambung dan VCE adalah positif, sambungan
basis kolektor akan berlaku sebagai fotodioda yang dicatu balik. Arus
kolektor dapat mengalir sebagai tanggapan dari salah satu masukan,
dengan arus basis atau masukan intensitas sinar L1.
Prinsip Kerja Phototransistor
Komponen ini memiliki sifat yang sama dengan transistor yaitu menghasilkan kondisi cut off dan saturasi. Perbedaannya adalah, bilamana pada transistor kondisi cut off terjadi saat tidak ada arus yang mengalir melalui basis ke emitor dan kondisi saturasi terjadi saat ada arus mengalir melalui basis ke emitor maka pada phototransistor kondisi cut off terjadi saat tidak ada cahaya infrared yang diterima dan kondisi saturasi terjadi saat ada cahaya infrared yang diterima. Kondisi cut off adalah kondisi di mana transistor berada dalam keadaan OFF sehingga arus dari collector tidak mengalir ke emitor. Pada rangkaian gambar diatas, arus akan mengalir dan membias basis transistor Q2 C9014. Kondisi saturasi adalah kondisi di mana transistor berada dalam keadaan ON sehingga arus dari collector mengalir ke emitor dan menyebabkan transistor Q2 tidak mendapat bias atau OFF. Phototransistor ST8-LR2 memiliki sudut area 15 derajat dan lapisan pelindung biru yang melindungi sensor dari cahaya-cahaya liar. Pada phototransistor yang tidak dilengkapi dengan lapisan pelindung ini, cahaya-cahaya liar dapat menimbulkan indikasi-indikasi palsu yang terkirim ke CPU dan mengacaukan proses yang ada di sana. Aplikasi komponen ini sebagai sensor peraba adalah digunakan bersama dengan LED Infrared yang dipancarkan ke permukaan tanah. Apabila permukaan tanah atau lantai berwarna terang, maka sinyal infrared akan dikembalikan ke sensor dan diterima oleh ST8-LR2. Namun bila permukaan tanah atau lantai berwarna gelap, maka sinyal infrared akan diserap dan hanya sedikit atau bahkan tidak ada yang kembali.
3. LED (Light Emitting Diode)
LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan
tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung
pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya.
Cara kerja LED hanya
akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward)
dari Anoda menuju ke Katoda. Masing-masing Warna LED (Light Emitting
Diode) memerlukan tegangan maju (Forward Bias) untuk dapat
menyalakannya. Tegangan Maju untuk LED tersebut tergolong rendah
sehingga memerlukan sebuah Resistor untuk membatasi Arus dan Tegangannya
agar tidak merusak LED yang bersangkutan. Tegangan Maju biasanya
dilambangkan dengan tanda VF. pada tabel 2.2 berikut menampilkan
tegangan maju (Forward Bias) setiap jenis LED
Gambar 1. Rangkaian saat tidak terkena cahaya
Gambar 2. Rangkaian saat terkena cahaya
Prinsip kerja:
Baterai sebagai sumber
tegangan DC. Tegangan akan diteruskan menuju RV1, D1, dan RL1. Tegangan
tidak dapat diteruskan ke D1 karena terhubung secara riverse bias. RV1
dan phototransistor sebagai pembagi tegangan. Saat phototransistor
mendapatkan cahaya maka hambatannya menjadi kecil <10k dan RV1 lebih
besar, sehingga tidak ada arus yang mengalir melewati R1 dan kaki basis
Q1 tidak mengaktifkan relay RL1 dan lampu tidak hidup karena tidak
terhubung dengan altenator.
Saat phototransistor tidak mendapatkan cahaya maka hambatannya besar >10k dan RV1 lebih rendah sehingga arus melewati R1 dan terus menuju kaki basis Q1 dan mengaktifkan relay RL1. Jika relay aktif maka lampu mendapatkan arus bolak-balik dari alternator.
5. Video SimulasiSaat phototransistor tidak mendapatkan cahaya maka hambatannya besar >10k dan RV1 lebih rendah sehingga arus melewati R1 dan terus menuju kaki basis Q1 dan mengaktifkan relay RL1. Jika relay aktif maka lampu mendapatkan arus bolak-balik dari alternator.
6. Link Download
6.1 Rangkaian disini
6.2 Video disini
6.3 Data Sheet disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar